BLOG PILIHAN GENERASI LABALA

SELAMAT DATANG DI BLOG INI. TAAN ONEK TOU SOGA NARAN LEWOTANAH. LABALA TANAH TITEN.

Minggu, 31 Januari 2016

Berjanjilah Untuk Tidak Melupakan, Arike...

Foto: koleksi pribadi


Melawan lupa...

Kau masih ingat, Arike? Di atas jembatan ini, kali mati Waibelehe. Ketika hari sudah mulai sore, dan matahari sudah

berada di punggung gunung Labalekang...

"Berjanjilah untuk tidak lupa dan melupakan." Itu katamu waktu itu.

"Tapi, bagaimana bila aku lupa?" Aku malah balik bertanya.

Kau terdiam sebentar. Sejenak berpikir.

Tiba-tiba, sambil tersenyum, kau kemudian berkata,"Ah lupakan saja kalau begitu, Bang."

Hening sejenak. Angin laut Teluk Labala berhembus sepoi. Pelan saja..

"Sebenarnya, yang terpenting itu bukan soal lupa dan melupakan." Aku membuka percakapan lagi.

"Lalu apa, Bang?" Kau langsung menyambar dengan pertanyaan. Sepertinya kau penasaran.

"Bagiku, yang terpenting adalah bagaimana usaha kita untuk melawan lupa."

"Ya, kalau aku dan abang tak lupa." Kau menjawab. Singkat saja.

Dan kita berpisah sejak sore itu. Tanpa kabar. Sudah bertahun-tahun. Entah kau atau aku yang kalah melawan lupa....

~AtaLabala~

Cerpen ini sudah diterbitkan di: http://fiksiana.kompasiana.com/muhammadbaran/berjanjilah-untuk-tidak-melupakan-arike_56add6ae349373ea065669f5

Senin, 11 Januari 2016

Tentang Bahasa Lamaholot Labala...

"Salah ucap salah arti, salah dengar salah paham"...

Demikianlah kiasan yang pas untuk keunikan Bahasa Lamaholot Labala. Salah sebut atau salah ucap kata, maka akan salah arti. Dan akhirnya membuat bingung. Sebaliknya, sala dengar atau salah simak kata, maka akan salah pengertian. Dan akhirnya bisa terjadi kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran...

Inilah uniknya Bahasa Lamaholot Labala....

Berbeda dengan bahasa Lamaholot Adonara, solor, Flores timur daratan yang cenderung memiliki dialek dengan intonasi yang berombak dan bergelombang atau dialek bahasa Lamaholot orang lewotolok, lamalera atau orang kiwan (pegunungan) yang sedikit mendayu dan berkelok...

Bahasa Lamaholot Labala seperti tak memiliki dialek dengan intonasi yang khas. Bahasa Lamaholot Labala justru nyaris tanpa liku dan gelombang. Selebihnya, datar dan lurus. Makanya, ketika bertutur atau berbicara, orang labala kedengaran lebih lembut, tapi nyaris tanpa ekspresi karena datar dan lurus. Hal ini karena Bahasa Lamaholot Labala memang tak mengenal variasi nada yang mencolok ketika bercakap-cakap.

Karena Bahasa Lamaholot Labala cenderung datar, lurus tanpa variasi intonasi nada yang berliku dan bergelombang, maka ketika meniru logat bahasa tutur dari daerah yang lain orang labala tak banyak mengalami kesulitan. Bahkan orang Labala lebih cepat meniru dialek bahasa lamaholot khas adonara/solor dan bahasa lamaholot lewotolok, lamalera, atau bahasa orang kiwan (gunung). Sebaliknya, orang lamaholot dari luar labala justru kewalahan meniru dialek Bahasa Lamaholot Labala ketika bertutur...

Salain unik dalam hal dialeg yang hampir tanpa intonasi yang bervariasi, Bahasa Lamaholot Labala juga memiliki kekhasan/keunikan lain. Dalam hal perbendaharaan kosakata bahasa, Bahasa Lamaholot Labala kaya dan unik akan kosa kata bahasanya....

Sebuah kosa kata yang sama persis, bisa memiliki arti dan makna yang banyak dan berbeda. Maka untuk membedakan kata yang sama persis guna mendapatkan pengertian dan makna yang berbeda, pendengar sebagai penerima informasi harus menyimak dengan saksama dari pengucap atau pembicara sebagai penerima informasi. Begitu juga sebaliknya, pengucap atau pembicara sebagai penyampai informasi harus jelas dan terang ketika menyampaikan informasi. Bila tidak, maka akan terjadi mis komunikasi atau kesalahpahaman. di sini, berlakulah kembali hukum "salah ucap salah arti, salah dengar salah paham"....

Contoh/misal kata:

1 Bette= Meledak/meletus (bom)
2 Bette= Mencabut/mencopot (bulu)
3 Bette= Membakar biji (biji jagung)
4 Bette= kondisi antara tidak lagi muda, tapi belum tua (buah kelapa)
5 Dll...

Perbedaan ke-4 kata di atas tergantung intonasi dan cara pelafalan. Orang Labala pasti langsung paham maksud saya. namun yang bukan orang labala, perlu sedikit praktik atau pembiasaan. Perbedaan ke-4 kata di atas terletak pada bunyi huruf e pada kata "ember" dengan bunyi huruf e pada kata "enam". Selain itu alunan nada pada bunyi huruf e juga mempengaruhi perubahan makna dan arti.

Selain itu, kosa kata (khususnya kata benda dan kata kerja) dalam bahasa Lamaholot Labala juga memiliki klausa yang unik sesuai fungsi atau konteks kalimat yang menyertai atau disertainya. Misalnya, setiap aktifitas yang sama namun objek yang menjadi sasaran aktifitas berbeda, maka kata benda atau kata kerja yang digunakan juga berbeda, padahal kegiatan/pekerjaan/aktifitas yang dilakukan sama.

Contoh/misal kata:
1 Poro (memotong tali dan sejenisnya)
2 Gemekku (memotong ranting kecil dan sejenisnya)
3 Belu (memotong dahan dan sejenisnya)
4 Belo (memotong tangan/anggota badan manusia)
5 gekka (memotong daging menjadi kecil-kecil)
6 Gettu (memotong sambungan kabel dan sejenisnya)
7 Sebelle (memotong/menyembelih binatang)
8 Loto (memotong ranting pohon besar)
9 Pau (memotong setenga anggota badan/bagian pohon)
10 Tewa (memotong daun kelapa/lontar dan sejenisnya)
11 Dll...

ke-10 contoh kata di atas adalah untuk menyatakan aktivitas memotong. namun setiap kata, tak bisa digunakan sembarangan atau ditukar-tukar konteks kerjanya. Bila kata "poro" yang seharusnya berarti memotong tali temali, namun digunakan untuk menyatakan memotong dahan atau ranting kayu, maka terjadi kesalahan berbahasa, karena tak menempatkan kata pada tempat yang semestinya.

Contoh/misal kata yang lain:
1 Baha (mencuci pakaian)
2 dessa (mencuci/membersihkan lantai rumah)
3 hue (mencuci piring)
4 oko (mencuci perkakas yang berat & besar)
5 puu/puo (mencuci tangan)
6 hebu (mencuci muka)
7 dll...

Setiap kata dari ke-6 contoh kata di atas sama-sama berarti, mencuci. Namun tak bisa digunakan untuk sembarang aktiivitas mencuci. Bila kata-kata tersebut tertukar penggunaannya, maka dianggap kesalahan berbahasa yang fatal.

Masih banyak keunikan Bahasa Lamaholot Labala yang lain. Namun beberapa contoh yang saya sajikan ini, kiranya menjadi gambaran, bahwa umumnya bahasa Lamaholot memiliki kekayaan perbendaharaan kosa kata yang melimpah. Selain melimpah dengan kosa kata yang berkaitan mata pencaharian seperti bertani, beternak dan nelayan, bahasa Lamaholot juga termasuk bahasa yang kaya dengan kosa kata mistik religius, yaitu kosa kata bahasa yang berhubungan dengan keyakinan agama tradisional (agama asli) orang lamaholot.

Sekadar contoh, berikut saya sajikan beberapa kata sekadar gambaran betapa melimpahnya perbendaharaan kosa kata Bahasa Lamaholot.

Contoh/misal kata:

1. Lewo-tanah, Lerawulan-Tanah ekan, Alap/alapen, artinya Sang Ilahi atau Tuhan Sang Pemilik (Allah), Tanah Suci, tanah air.
2. Uma Lango, koko bale, uma tukan, lango berui/weruin, artinya Rumah, Rumah Suci (rumah adat)
3. Atadike, atasare, ata mela, ata alus; artinya Manusia (yang berbudi, beragama, berpikiran, berbudaya, beradat, bertuhan)
4. kewasa, bela, baja, nete, nei, sera, soro, hode, neka dll.. artinya menyatakan ke-maha-an Tuhan (maha kaya-kuasa, maha besar-agung, maha kasih-sayang, maha adil-bijaksana, maha pengampun-pemaaf, dll)
5. Meppo-Mala, Diki-gole, maje-toe, liko-lapak, jaga gerian, gelekat gewayan, waja-dopi, ume-lama, dll. Semua kata ini berhubungan dengan kebajikan/kebaikan yang kita lakukan sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kita kepada sesama manusia,sebagai khalifah Tuhan di muka bumi-Nya ini.

Demikianlah sekelumit gambaran tentang Bahasa Lamaholot Labala. Meski di sana-sini ada perbedaan dengan bahasa lamaholot yang lain, namun perbedaan itu hanya pada persoalan teknik berbahasa tutur. Selebihnya, bahasa lamaholot, di manapun itu sama secara garis besar. Karena meski berbeda dialek, hampir semua orang lamaholot mengerti dan paham dengan bahasa lamaholot dari daerah manapun.

namun bagaimanapun, Bahasa Lamaholot Labala tetap unik, terutama dalam hal dialeg yang nyaris tanpa intinasi yang gempar menggelegar. Inilah barangkali yang membuat orang labala menjadi unik dan susah ditebak secara psikologis. Dalam pergaulan, orang labala memang cenderung misterius karena pembawaannya yang nyaris tak terpahami dan tak terduga. Atau saya mungkin keliru dalam hal yang terakhir ini. Entahlah...

~AtaLabala~

Kamis, 07 Januari 2016

Ata Lamaholot (Orang Lamaholot)

Ata Lamaholot
(Orang Lamaholot)

Apakah kau orang lamaholot? Kalau iya, apakah kau tahu apa itu Lamaholot? Lamaholot itu etnis/suku bangsa yg mendiami kepulauan solor dan alor.

Orang lamaholot adalah atadiken (ata= manusia, diken= baik/berbudi luhur) yg beradat, berbudaya, dan bertradisi Lamaholot.

Dalam bahasa Labala, Lamaholot kata "Lama= piring/mangkok" yang berarti tempat/wadah menaruh makanan dan minuman dan "Holot" yang berarti selalu penuh/berisi. Lamaholot adalah tanah atau negeri yg penuh/melimpah dengan berkat.

Setiap suku/klan dibedakan atas "Lama". Orang labala menyebutnya "Ume Lama", artinya jatah/atau bagian yang telah ditentukan bagi setiap suku/klan.

Ume Lama merupakan istilah adat yang digunakan mengungkapkan garis batas kewenangan  atau tugas bagi setiap suku/klan.

Antara satu suku/klan dengan suku/klan yang lain tak boleh mengambil alih atau merampas dan menguasai jatah atau kewenangan suku/klan yang lain.

Holot artinya, tak pernah putus, selalu sambung menyambung. Holot juga berarti terus berjalan tak pernah berhenti atau seperti air yang terus mengalir tak pernah kering. Bila ada tali atau ikatan yang terputus, maka harus di Holot atau disambung.

Lamaholot  berarti "Lama= tanah/kampung" dan "Holot= terus melangkah/mengalir" yang berarti tanah air tumpah darah yg mistis religius..

Lamaholot (usu asa timu matan lera gere), adalah asal usul peradaban religius, peradaban ketuhanan yg melangit, mengangkasa.

Lamaholot (holot dike tapan sare), adalah asal mula peradaban kemanusiaan yg merayap dan membumi.

Orang lamaholot adalah tipikal manusia yang tahu diri, tahu tugas dan kewenangan. Dia tak akan pernah berpikir licik dan berniat busuk untuk merampas atau memiliki sesuatu yang bukan haknya. Dia tak akan mengklaim milik orang lain sebagai miliknya.

Orang lamaholot adalah manusia yang tahu diri, bahwa dirinya adalah Atadike (ata= manusia/orang, dike= baik/berbudi )

Orang lamaholot adalah manusia yang dinamis, yang selalu berpikir dan berbuat sesuatu yang baik dan bermanfaat. Karena orang lamaholot memiliki filosofi hidup "gelekat lewo, gewayan Tanah" yang artinya, berbakti kepada Tuhan dan menjadi pelayan kepada sesama manusia.

Orang lamaholot berwatak "solor/solar (matahari)" yang kehadirannya senantiasa menjadi terang jalan dan kebenaran. seperti matahari,  kehadirannya selalu memberi manfaat.

Orang lamaholot adalah Atadike (manusia paripurna/insan kamil), budi dike akal sare (berbudi luhur, berpikiran lurus). Pantang Ata Lamaholot untuk berlaku amoral (bejat) dan berpikir licik kepada sesamanya, apa lagi kepada Tuhan.

Yah orang lamaholot adalah personifikasi kemuliaan yang melangit dan  kebajikan yang membudi; Lewotanah= lera wulan-tanah ekan= Alape= Allah= Sang Pemilik.

Orang lamaholot adalah manusia pilihan, manusia yang diberkati, manusia yang darinya asal-usul peradaban manusia.

Maka, berbanggalah menjadi orang Lamaholot, jangan tidak. Karena jika kau tak punya kebanggaan, lalu siapa lagi yg mau membanggakan adat leluhurmu, tradisi dan budaya nenek moyangmu? yah siapa lagi?

~AtaLabala~

Mushaf al-Qur'an Tertua di Asia Tenggara.

Islam di Kabupaten Alor-NTT

Mushaf al-Qur'an Tertua di Asia Tenggara.

Mushaf al-Qur'an ini ditulis diatas lembaran kulit kayu, dibawa dari kerajaan ternate-Tidore oleh seorang penyebar Agama Islam bernama Lan Gogo ke Alor pada tahun 1500 M (abad 15 M).
Sebelum kedatangan Bangsa Portugis ke Nusantara pada abad 16 M, yang disususl dengan bangsa Belanda pada pertengahan abad 16 M, Agama Islam sudah tersebar di Kepulauan Alor, Yang terkenal dengan Bandar GALIAU WATANG LEMA dan kepulauan solor (Lembata, Adonara, solor, Flores Timur daratan) yang terkenal dengan Bandar SOLOR WATANG LEMA...
~AtaLabala~~