BLOG PILIHAN GENERASI LABALA

SELAMAT DATANG DI BLOG INI. TAAN ONEK TOU SOGA NARAN LEWOTANAH. LABALA TANAH TITEN.

Minggu, 18 Mei 2014

Ole Nete Doan Kae

Ole Nete Doan Kae

Saya teringat ketika masa kecil dulu. Ada sebuah lagu yang sering dinyanyikan Inak-inak kami ketika hendak tidur. Kalau tidak salah, judulnya “Ole Nete Doan Kae”. Lagu ini memiliki beberapa versi lirik.

Doan... doan kae, ole nete nete doan kae...

Jamaknya orang Lamaholot adalah perantau. Kebiasaan meninggalkan kampong halaman dalam waktu lama (kadang hingga 20-30 tahun) ini kemudian menjadi budaya yang melekat pada masyarakat yang berdiam di Kabupaten Flores Timur, Lembata dan Alor ini.

Selain karena alasan lingkungan hidup yang gersang sehingga memaksa orang-orang lama holot untuk keluar mencari kerjaan yang layak untuk menghidupi keluarga, orang Lamaholot ini memang perantau dan pengembara yang andal.

Maka untuk mengenang kampong halaman nun jauh, orang lamaholot biasanya mengekspresikan kerinduan akan lewotanahnya dengan bersenandung yang dalam istilah bahasa Lamaholot biasa disebut “Oreng”. Senandung yang berupa syair pelipur lara ini merupakan obat oenawar rindu.

Hal yang mengesankan dari orang lamaholot adalah, ketika jauh dari Lewotanah, maka rasa cinta akan semakin besar dicurahkan. Maka tak heran banyak sekali kita dapati kata-kata bijak khas orang lamaholot yang diperuntukkan bagi perantau agar meski jauh, namun hati dan perasaannya senantiasa mengingat dan mengenang kampong halaman.

“Pana doan lau ata ekan. Mai seba nasib saren, balik gelekat lewotanah-suku ekan” Demikian dia ntara nasiehat bijak yang di sampaikan oleh inak-amak di kampong.

Seperti saya, yang juga adalah perantau (menuntut ilmu alias sekolah), inak dan amak selalu mengingatkan falsafah hidup orang lamaholot yang gemar merantau: Jaga leik, liko limak, lapak onek.

susah niki niki wai take
bayang tena tena mete tani...


Syair tentang orang Lamaholot yang terbawa arus ke negeri yang jauh di rantau. Tak punya bekal makanan dan minuman. Tak punya uang untuk ongkos pulang. 

Akhirnya, telantar di negeri orang. Membayangkan LEWOTANAH LAMAHOLOT dengan orangnya yang sederhana membuat air mata jatuh menitis.  Oh, Tuhan, mohon ampun, go ata nalan (**).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar