BLOG PILIHAN GENERASI LABALA

SELAMAT DATANG DI BLOG INI. TAAN ONEK TOU SOGA NARAN LEWOTANAH. LABALA TANAH TITEN.

Senin, 11 Januari 2016

Tentang Bahasa Lamaholot Labala...

"Salah ucap salah arti, salah dengar salah paham"...

Demikianlah kiasan yang pas untuk keunikan Bahasa Lamaholot Labala. Salah sebut atau salah ucap kata, maka akan salah arti. Dan akhirnya membuat bingung. Sebaliknya, sala dengar atau salah simak kata, maka akan salah pengertian. Dan akhirnya bisa terjadi kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran...

Inilah uniknya Bahasa Lamaholot Labala....

Berbeda dengan bahasa Lamaholot Adonara, solor, Flores timur daratan yang cenderung memiliki dialek dengan intonasi yang berombak dan bergelombang atau dialek bahasa Lamaholot orang lewotolok, lamalera atau orang kiwan (pegunungan) yang sedikit mendayu dan berkelok...

Bahasa Lamaholot Labala seperti tak memiliki dialek dengan intonasi yang khas. Bahasa Lamaholot Labala justru nyaris tanpa liku dan gelombang. Selebihnya, datar dan lurus. Makanya, ketika bertutur atau berbicara, orang labala kedengaran lebih lembut, tapi nyaris tanpa ekspresi karena datar dan lurus. Hal ini karena Bahasa Lamaholot Labala memang tak mengenal variasi nada yang mencolok ketika bercakap-cakap.

Karena Bahasa Lamaholot Labala cenderung datar, lurus tanpa variasi intonasi nada yang berliku dan bergelombang, maka ketika meniru logat bahasa tutur dari daerah yang lain orang labala tak banyak mengalami kesulitan. Bahkan orang Labala lebih cepat meniru dialek bahasa lamaholot khas adonara/solor dan bahasa lamaholot lewotolok, lamalera, atau bahasa orang kiwan (gunung). Sebaliknya, orang lamaholot dari luar labala justru kewalahan meniru dialek Bahasa Lamaholot Labala ketika bertutur...

Salain unik dalam hal dialeg yang hampir tanpa intonasi yang bervariasi, Bahasa Lamaholot Labala juga memiliki kekhasan/keunikan lain. Dalam hal perbendaharaan kosakata bahasa, Bahasa Lamaholot Labala kaya dan unik akan kosa kata bahasanya....

Sebuah kosa kata yang sama persis, bisa memiliki arti dan makna yang banyak dan berbeda. Maka untuk membedakan kata yang sama persis guna mendapatkan pengertian dan makna yang berbeda, pendengar sebagai penerima informasi harus menyimak dengan saksama dari pengucap atau pembicara sebagai penerima informasi. Begitu juga sebaliknya, pengucap atau pembicara sebagai penyampai informasi harus jelas dan terang ketika menyampaikan informasi. Bila tidak, maka akan terjadi mis komunikasi atau kesalahpahaman. di sini, berlakulah kembali hukum "salah ucap salah arti, salah dengar salah paham"....

Contoh/misal kata:

1 Bette= Meledak/meletus (bom)
2 Bette= Mencabut/mencopot (bulu)
3 Bette= Membakar biji (biji jagung)
4 Bette= kondisi antara tidak lagi muda, tapi belum tua (buah kelapa)
5 Dll...

Perbedaan ke-4 kata di atas tergantung intonasi dan cara pelafalan. Orang Labala pasti langsung paham maksud saya. namun yang bukan orang labala, perlu sedikit praktik atau pembiasaan. Perbedaan ke-4 kata di atas terletak pada bunyi huruf e pada kata "ember" dengan bunyi huruf e pada kata "enam". Selain itu alunan nada pada bunyi huruf e juga mempengaruhi perubahan makna dan arti.

Selain itu, kosa kata (khususnya kata benda dan kata kerja) dalam bahasa Lamaholot Labala juga memiliki klausa yang unik sesuai fungsi atau konteks kalimat yang menyertai atau disertainya. Misalnya, setiap aktifitas yang sama namun objek yang menjadi sasaran aktifitas berbeda, maka kata benda atau kata kerja yang digunakan juga berbeda, padahal kegiatan/pekerjaan/aktifitas yang dilakukan sama.

Contoh/misal kata:
1 Poro (memotong tali dan sejenisnya)
2 Gemekku (memotong ranting kecil dan sejenisnya)
3 Belu (memotong dahan dan sejenisnya)
4 Belo (memotong tangan/anggota badan manusia)
5 gekka (memotong daging menjadi kecil-kecil)
6 Gettu (memotong sambungan kabel dan sejenisnya)
7 Sebelle (memotong/menyembelih binatang)
8 Loto (memotong ranting pohon besar)
9 Pau (memotong setenga anggota badan/bagian pohon)
10 Tewa (memotong daun kelapa/lontar dan sejenisnya)
11 Dll...

ke-10 contoh kata di atas adalah untuk menyatakan aktivitas memotong. namun setiap kata, tak bisa digunakan sembarangan atau ditukar-tukar konteks kerjanya. Bila kata "poro" yang seharusnya berarti memotong tali temali, namun digunakan untuk menyatakan memotong dahan atau ranting kayu, maka terjadi kesalahan berbahasa, karena tak menempatkan kata pada tempat yang semestinya.

Contoh/misal kata yang lain:
1 Baha (mencuci pakaian)
2 dessa (mencuci/membersihkan lantai rumah)
3 hue (mencuci piring)
4 oko (mencuci perkakas yang berat & besar)
5 puu/puo (mencuci tangan)
6 hebu (mencuci muka)
7 dll...

Setiap kata dari ke-6 contoh kata di atas sama-sama berarti, mencuci. Namun tak bisa digunakan untuk sembarang aktiivitas mencuci. Bila kata-kata tersebut tertukar penggunaannya, maka dianggap kesalahan berbahasa yang fatal.

Masih banyak keunikan Bahasa Lamaholot Labala yang lain. Namun beberapa contoh yang saya sajikan ini, kiranya menjadi gambaran, bahwa umumnya bahasa Lamaholot memiliki kekayaan perbendaharaan kosa kata yang melimpah. Selain melimpah dengan kosa kata yang berkaitan mata pencaharian seperti bertani, beternak dan nelayan, bahasa Lamaholot juga termasuk bahasa yang kaya dengan kosa kata mistik religius, yaitu kosa kata bahasa yang berhubungan dengan keyakinan agama tradisional (agama asli) orang lamaholot.

Sekadar contoh, berikut saya sajikan beberapa kata sekadar gambaran betapa melimpahnya perbendaharaan kosa kata Bahasa Lamaholot.

Contoh/misal kata:

1. Lewo-tanah, Lerawulan-Tanah ekan, Alap/alapen, artinya Sang Ilahi atau Tuhan Sang Pemilik (Allah), Tanah Suci, tanah air.
2. Uma Lango, koko bale, uma tukan, lango berui/weruin, artinya Rumah, Rumah Suci (rumah adat)
3. Atadike, atasare, ata mela, ata alus; artinya Manusia (yang berbudi, beragama, berpikiran, berbudaya, beradat, bertuhan)
4. kewasa, bela, baja, nete, nei, sera, soro, hode, neka dll.. artinya menyatakan ke-maha-an Tuhan (maha kaya-kuasa, maha besar-agung, maha kasih-sayang, maha adil-bijaksana, maha pengampun-pemaaf, dll)
5. Meppo-Mala, Diki-gole, maje-toe, liko-lapak, jaga gerian, gelekat gewayan, waja-dopi, ume-lama, dll. Semua kata ini berhubungan dengan kebajikan/kebaikan yang kita lakukan sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kita kepada sesama manusia,sebagai khalifah Tuhan di muka bumi-Nya ini.

Demikianlah sekelumit gambaran tentang Bahasa Lamaholot Labala. Meski di sana-sini ada perbedaan dengan bahasa lamaholot yang lain, namun perbedaan itu hanya pada persoalan teknik berbahasa tutur. Selebihnya, bahasa lamaholot, di manapun itu sama secara garis besar. Karena meski berbeda dialek, hampir semua orang lamaholot mengerti dan paham dengan bahasa lamaholot dari daerah manapun.

namun bagaimanapun, Bahasa Lamaholot Labala tetap unik, terutama dalam hal dialeg yang nyaris tanpa intinasi yang gempar menggelegar. Inilah barangkali yang membuat orang labala menjadi unik dan susah ditebak secara psikologis. Dalam pergaulan, orang labala memang cenderung misterius karena pembawaannya yang nyaris tak terpahami dan tak terduga. Atau saya mungkin keliru dalam hal yang terakhir ini. Entahlah...

~AtaLabala~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar