BLOG PILIHAN GENERASI LABALA

SELAMAT DATANG DI BLOG INI. TAAN ONEK TOU SOGA NARAN LEWOTANAH. LABALA TANAH TITEN.

Senin, 05 Agustus 2013

Pasar Barter Labala-Wulandoni

Bicara  budaya toleransi antar umat beragama di indonesia akhir-akhir ini, kita kerap dibuat berkerut dahi. Pasalnya sikap arogansi yang ditunjukan sebagian masyarakat di negeri ini, kerap membuat cita-cita toleransi antar umat beragama menjadi mandeg. 
Namun kemandegan toleransi ini tidak berlaku di kampung halaman saya, di Kabupaten Lembata. Disana, justru perbedaan agama menjadikan mereka berbaur, bergaul dan melakukan aktifitas sosial kemasyaarakatan tanpa memandang perbedaan agama. Hal ini tak lepas dari kuatnya tradisi dan budaya egaliter masyarakat Lamaholot.
orang lamaholot terkenal dengan budaya Penetan/Pnetan yaitu aktifitas jual beli dengan mempertahankan jual beli sistem barter, meski sebenarnya di sana masyarakat telah lama mengenal uang. Bahkan aktifitas budaya penetan/pnetan (jual beli sistem barter) ini hingga kini masih di lestarikan. Pencaknya terjadi pada hari rabu di pasar Labala dan setiap hari sabtu di pasar wulandoni. Di pasar barter Labala dan wulandoni inilah kita akan menemukan realita interaksi sosial ata kiwan (orang gunung) yang mayoritas Kristiani dan ata watan (orang pantai) yang mayoritas Muslim, melakukan transaksi tukar menukar ikan dengan beras, buah alpukat, tomat dan kebutuhan pokok lainnya.
Tradisi dan budaya penetan/pnetan inilah menjadi pagar lestarinya semangat toleransi umat bergama. Betapa tidak, dalam budaya penetan/pnetan, masyarakaat lamaholot diharuskan bergaul dan berbaur dengan semua orang dari berbagai kalangan, baik mereka  yang muslim maupun meraka yang kristen atau yang memiliki keyakinan lainnya. Tradisi dan budaya penetan/pnetan merupakan tradisi luhur yang diwariskan oleh nenek moyang orang lamaholot di kecamatan Wulandoni dan kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.
Selain tradisi penetan/pnetan, Anda mungkin pernah mendengar orang-orang lamaholot dari Desa Lamalera di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata yang memiliki tradisi unik menangkap ikan paus. Tradisi menangkap/menombak ikan paus secara tradisional ini merupakan salah satu tradisi yang paling terkenal di indonesia. Tradisi ini dilakukan saat lewa nuan/ lefa nuan (musim melaut). Dari tradisi mangkap ikan paus inilah, orang lamalera mempertahankan dan melestarikan tradisi penetan/pnetan hingga kini. Orang Lamalera melestrarikan budaaya penetan dengan menukar hasil tangkapaan paus dengan kebutuhan pangan di pasar barter Labala dan Pasar Barter Wulandoni. Tradisi unik yang barangkali hanya ada di pasar wulandoni dan labala. Kerukunan yang berawal dari aktifitas niaga secaraa tradisional ini kemudaian menjalar keberbagaai aktifitas sosial lainnya, termasuk aktifitas keagaamaan masyaarakat lamaholot.
Bila anda jalan-jalan ke Kabupaten Flores Timur dan Lembata di bulan Ramadhan dan saat jelang idul fitri misalnya, anda akan mendapati bentuk toleransi nyata dimana orang lamaholot yang kristiani akan menjadi panitia pelaksanaan idul fitri. Di bulan ramadhan, jelang saat buka puasa, seorang muslim lamaholot akan dijamu oleh seorang lamaholot kristiani untuk bersama berbuka puasa. Tentu saja si orang lamaholot yang kristiani ini tahu bagaimana adab melayani teman muslimnya. Begitu juga sebaliknya bila ada perayaan natal, saudara lamaholot yang muslim akan menjadi panitia pelaksana hari besar tersebut.
Dari sini kita bisa belajaar, bahwa betapapun perbedaan yang kita miliki, tidak serta merta menjadikan kita berjarak dengan sesama kita yang lain. Apapun latar belakang sosial dan keyakinannya. Satu hal yang perlu dicatat: Ternyata tradisi dan budaya memiliki andil positif dalam menjaga kerukuan antar umat beragama seperti tradisi dan budaya penetan/pnetan yang di aktualisasikan orang lamaholot dalam wujud interaksi jual beli di pasar barter Labala dan Pasar barter wulandoni di kecamatan wulandoni, Kabupaten Lembata-NTT. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar