Foto: koleksi pribadi |
Melawan lupa...
Kau masih ingat, Arike? Di atas jembatan ini, kali mati Waibelehe. Ketika hari sudah mulai sore, dan matahari sudah
berada di punggung gunung Labalekang...
"Berjanjilah untuk tidak lupa dan melupakan." Itu katamu waktu itu.
"Tapi, bagaimana bila aku lupa?" Aku malah balik bertanya.
Kau terdiam sebentar. Sejenak berpikir.
Tiba-tiba, sambil tersenyum, kau kemudian berkata,"Ah lupakan saja kalau begitu, Bang."
Hening sejenak. Angin laut Teluk Labala berhembus sepoi. Pelan saja..
"Sebenarnya, yang terpenting itu bukan soal lupa dan melupakan." Aku membuka percakapan lagi.
"Lalu apa, Bang?" Kau langsung menyambar dengan pertanyaan. Sepertinya kau penasaran.
"Bagiku, yang terpenting adalah bagaimana usaha kita untuk melawan lupa."
"Ya, kalau aku dan abang tak lupa." Kau menjawab. Singkat saja.
Dan kita berpisah sejak sore itu. Tanpa kabar. Sudah bertahun-tahun. Entah kau atau aku yang kalah melawan lupa....
~AtaLabala~
Cerpen ini sudah diterbitkan di: http://fiksiana.kompasiana.com/muhammadbaran/berjanjilah-untuk-tidak-melupakan-arike_56add6ae349373ea065669f5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar