"Salah ucap salah arti, salah dengar salah paham"...
Demikianlah
kiasan yang pas untuk keunikan Bahasa Lamaholot Labala. Salah sebut
atau salah ucap kata, maka akan salah arti. Dan akhirnya membuat
bingung. Sebaliknya, sala dengar atau salah simak kata, maka akan salah
pengertian. Dan akhirnya bisa terjadi kesalahpahaman yang berujung pada
pertengkaran...
Inilah uniknya Bahasa Lamaholot Labala....
Berbeda
dengan bahasa Lamaholot Adonara, solor, Flores timur daratan yang
cenderung memiliki dialek dengan intonasi yang berombak dan bergelombang
atau dialek bahasa Lamaholot orang lewotolok, lamalera atau orang kiwan
(pegunungan) yang sedikit mendayu dan berkelok...
Bahasa
Lamaholot Labala seperti tak memiliki dialek dengan intonasi yang khas.
Bahasa Lamaholot Labala justru nyaris tanpa liku dan gelombang.
Selebihnya, datar dan lurus. Makanya, ketika bertutur atau berbicara,
orang labala kedengaran lebih lembut, tapi nyaris tanpa ekspresi karena
datar dan lurus. Hal ini karena Bahasa Lamaholot Labala memang tak
mengenal variasi nada yang mencolok ketika bercakap-cakap.
Karena
Bahasa Lamaholot Labala cenderung datar, lurus tanpa variasi intonasi
nada yang berliku dan bergelombang, maka ketika meniru logat bahasa
tutur dari daerah yang lain orang labala tak banyak mengalami kesulitan.
Bahkan orang Labala lebih cepat meniru dialek bahasa lamaholot khas
adonara/solor dan bahasa lamaholot lewotolok, lamalera, atau bahasa
orang kiwan (gunung). Sebaliknya, orang lamaholot dari luar labala
justru kewalahan meniru dialek Bahasa Lamaholot Labala ketika
bertutur...
Salain
unik dalam hal dialeg yang hampir tanpa intonasi yang bervariasi,
Bahasa Lamaholot Labala juga memiliki kekhasan/keunikan lain. Dalam hal
perbendaharaan kosakata bahasa, Bahasa Lamaholot Labala kaya dan unik
akan kosa kata bahasanya....
Sebuah
kosa kata yang sama persis, bisa memiliki arti dan makna yang banyak
dan berbeda. Maka untuk membedakan kata yang sama persis guna
mendapatkan pengertian dan makna yang berbeda, pendengar sebagai
penerima informasi harus menyimak dengan saksama dari pengucap atau
pembicara sebagai penerima informasi. Begitu juga sebaliknya, pengucap
atau pembicara sebagai penyampai informasi harus jelas dan terang ketika
menyampaikan informasi. Bila tidak, maka akan terjadi mis komunikasi
atau kesalahpahaman. di sini, berlakulah kembali hukum "salah ucap salah
arti, salah dengar salah paham"....
Contoh/misal kata:
1 Bette= Meledak/meletus (bom)
2 Bette= Mencabut/mencopot (bulu)
3 Bette= Membakar biji (biji jagung)
4 Bette= kondisi antara tidak lagi muda, tapi belum tua (buah kelapa)
5 Dll...
Perbedaan
ke-4 kata di atas tergantung intonasi dan cara pelafalan. Orang Labala
pasti langsung paham maksud saya. namun yang bukan orang labala, perlu
sedikit praktik atau pembiasaan. Perbedaan ke-4 kata di atas terletak
pada bunyi huruf e pada kata "ember" dengan bunyi huruf e pada kata
"enam". Selain itu alunan nada pada bunyi huruf e juga mempengaruhi
perubahan makna dan arti.
Selain
itu, kosa kata (khususnya kata benda dan kata kerja) dalam bahasa
Lamaholot Labala juga memiliki klausa yang unik sesuai fungsi atau
konteks kalimat yang menyertai atau disertainya. Misalnya, setiap
aktifitas yang sama namun objek yang menjadi sasaran aktifitas berbeda,
maka kata benda atau kata kerja yang digunakan juga berbeda, padahal
kegiatan/pekerjaan/aktifitas yang dilakukan sama.
Contoh/misal kata:
1 Poro (memotong tali dan sejenisnya)
2 Gemekku (memotong ranting kecil dan sejenisnya)
3 Belu (memotong dahan dan sejenisnya)
4 Belo (memotong tangan/anggota badan manusia)
5 gekka (memotong daging menjadi kecil-kecil)
6 Gettu (memotong sambungan kabel dan sejenisnya)
7 Sebelle (memotong/menyembelih binatang)
8 Loto (memotong ranting pohon besar)
9 Pau (memotong setenga anggota badan/bagian pohon)
10 Tewa (memotong daun kelapa/lontar dan sejenisnya)
11 Dll...
ke-10
contoh kata di atas adalah untuk menyatakan aktivitas memotong. namun
setiap kata, tak bisa digunakan sembarangan atau ditukar-tukar konteks
kerjanya. Bila kata "poro" yang seharusnya berarti memotong tali temali,
namun digunakan untuk menyatakan memotong dahan atau ranting kayu, maka
terjadi kesalahan berbahasa, karena tak menempatkan kata pada tempat
yang semestinya.
Contoh/misal kata yang lain:
1 Baha (mencuci pakaian)
2 dessa (mencuci/membersihkan lantai rumah)
3 hue (mencuci piring)
4 oko (mencuci perkakas yang berat & besar)
5 puu/puo (mencuci tangan)
6 hebu (mencuci muka)
7 dll...
Setiap
kata dari ke-6 contoh kata di atas sama-sama berarti, mencuci. Namun
tak bisa digunakan untuk sembarang aktiivitas mencuci. Bila kata-kata
tersebut tertukar penggunaannya, maka dianggap kesalahan berbahasa yang
fatal.
Masih
banyak keunikan Bahasa Lamaholot Labala yang lain. Namun beberapa
contoh yang saya sajikan ini, kiranya menjadi gambaran, bahwa umumnya
bahasa Lamaholot memiliki kekayaan perbendaharaan kosa kata yang
melimpah. Selain melimpah dengan kosa kata yang berkaitan mata
pencaharian seperti bertani, beternak dan nelayan, bahasa Lamaholot juga
termasuk bahasa yang kaya dengan kosa kata mistik religius, yaitu kosa
kata bahasa yang berhubungan dengan keyakinan agama tradisional (agama
asli) orang lamaholot.
Sekadar
contoh, berikut saya sajikan beberapa kata sekadar gambaran betapa
melimpahnya perbendaharaan kosa kata Bahasa Lamaholot.
Contoh/misal kata:
1. Lewo-tanah, Lerawulan-Tanah ekan, Alap/alapen, artinya Sang Ilahi atau Tuhan Sang Pemilik (Allah), Tanah Suci, tanah air.
2. Uma Lango, koko bale, uma tukan, lango berui/weruin, artinya Rumah, Rumah Suci (rumah adat)
3. Atadike, atasare, ata mela, ata alus; artinya Manusia (yang berbudi, beragama, berpikiran, berbudaya, beradat, bertuhan)
4.
kewasa, bela, baja, nete, nei, sera, soro, hode, neka dll.. artinya
menyatakan ke-maha-an Tuhan (maha kaya-kuasa, maha besar-agung, maha
kasih-sayang, maha adil-bijaksana, maha pengampun-pemaaf, dll)
5.
Meppo-Mala, Diki-gole, maje-toe, liko-lapak, jaga gerian, gelekat
gewayan, waja-dopi, ume-lama, dll. Semua kata ini berhubungan dengan
kebajikan/kebaikan yang kita lakukan sebagai wujud pengabdian kita
kepada Tuhan dan pelayanan kita kepada sesama manusia,sebagai khalifah
Tuhan di muka bumi-Nya ini.
Demikianlah
sekelumit gambaran tentang Bahasa Lamaholot Labala. Meski di sana-sini
ada perbedaan dengan bahasa lamaholot yang lain, namun perbedaan itu
hanya pada persoalan teknik berbahasa tutur. Selebihnya, bahasa
lamaholot, di manapun itu sama secara garis besar. Karena meski berbeda
dialek, hampir semua orang lamaholot mengerti dan paham dengan bahasa
lamaholot dari daerah manapun.
namun
bagaimanapun, Bahasa Lamaholot Labala tetap unik, terutama dalam hal
dialeg yang nyaris tanpa intinasi yang gempar menggelegar. Inilah
barangkali yang membuat orang labala menjadi unik dan susah ditebak
secara psikologis. Dalam pergaulan, orang labala memang cenderung
misterius karena pembawaannya yang nyaris tak terpahami dan tak terduga.
Atau saya mungkin keliru dalam hal yang terakhir ini. Entahlah...
~AtaLabala~